Senin, 28 Mei 2018
Potensi Besar Soto Yang Mesti Dilirik Pelaku Kuliner
Hai halo semuanya balik lagi di blog sederhana milik saya ini, kali ini kita akan membahas mengenai makanan, kuliner yang akan kita bahas kali ini adalah soto, apakah kalian tahu bahwa soto merupakan potensi kuliner besar yang belum digarap, coba, Siapa disini yang belum pernah makan soto? wah kelewatan banget kalo ada orang indonesia yang belum nyicip soto.
Karena soto sudah tersebar dimana-mana setiap daerah memiliki versi soto nya sendiri, bahkan soto juga sudah tersedia dalam bentuk mi, saking terkenalnya soto, soto menyandang nama tempat dibelakangnya. Coba tengok soto Lamongan dan coto Makaasar, dua versi ini merupakan 2 versi sooto paling populer seantero nusantara.
Makanan dengan kuah panas ini mudah dijumpai di berbagai tempat. Soto juga digemari berbagai macam usia, dari anak-anak sampai kakek nenek. tak hanya rasanya yang lezat, soto ternyata memiliki akar sejarah yang panjang."Soto, berasal dari kata caodu (jao to)," tertulis di buku Nusa Jawa Silang Budaya: Jaringan Asia.
Prof. Murdjiati Gardjito, guru besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menyebut ada 75 jenis soto di seluruh Indonesia yang tersebar di Jawa, Madura, Sumatera, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi hingga Kalimantan.
Di Bandung misalnya, berkembang soto lobak karena daerah itu merupakan penghasil sayur mayur jenis ini. Tak lupa, penggunaan kunyit sebagai bumbu kuah soto yang menunjukkan penggunaan rempah setempat, koya juga menunjukkan kearifan lokal yang dipadukan ke semangkuk soto. Koya terbuat dari kerupuk udang yang diogoreng kering dan dihancurkan menjadi bubuk.
Potensi Usaha Kuliner Soto
Soto menjadi alternatif menu yang sehat dan nikmat. Makanan soto sudah mengandung daging sebagai sumber protein, sayuran sebagai sumber serat dan vitamin, nasi/ketupat/lontong dan kentang sebagai sumber karbohidrat.
Namun, sebelum memulai usaha kuliner soto, pikirkan dua hal ini: konsep produk dan konsep bisnis. Konsep produk setidaknya dapat menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Soto jenis apa yang akan dijual? Misalkan memilih menjual Soto Kudus dengan rasa konvensional. Bumbu pelengkap seperti kecap, didatangkan dari Kudus. Penyajiannya menggunakan mangkok kecil seperti yang disajikan di daerah asalnya.
2. Apa menu tambahan dan menu pelengkap? Jika menu utama adalah Soto Madura, jadikan bebek goreng sebagai menu tambahan. Menu pelengkap bisa berupa tahu dan tempe goreng, kerupuk, perkedel, sate jerohan, atau sate telur puyuh.
Sedangkan Konsep Bisnis, Bekraf menyebutkan empat hal berikut ini:
1. Target Pelanggan, ketahui konsumen Anda. Bila lingkungan sekitar gemar makan ikan, mengapa tidak menambahkan menu soto gurame atau soto ikan kakap?
2. Nilai (Value), apa yang anda tawarkan untuk bisa menarik pelanggan? Apakah penyajiannya yang unik? Menggunakan resep warisan keluarga?
3. Bentuk & Skala Usaha, apakah berbentuk warung kaki lima atau rumah makan?
4. Layanan, apakah prasmanan atau dihidangkan di meja pelanggan? Bagaimana pengemasan untuk dibawa?
Kaldu atau kuah soto juga menjadi keunggulan tersendiri. Kuah ini dapat diracik dalam jumlah banyak dan disimpan di mesin pendingin. Saat hendak mengolahnya, tinggal dipanaskan hingga mendidih lagi.
Untuk bahan utama, usahakan menggunakan sayuran yang diperoleh dari wilayah setempat. Penggunakan sayuran segar membuat rasa terjamin dan mengurangi biaya bahan baku yang terbuang.
Pertimbangkan juga memadukan usaha soto dengan usaha minuman seperti es teler dan jus buah. Keuntungan penjualan minuman lebih besar, karena biaya produksi yang lebih kecil dibanding makanan.
Duh jadi laper ya siang-siang gini ngomongin makanan mana lagi puasa lagi hahaha, semoga yang menjalankan puasa, puasa nya lancar, amin, oke segitu aja dulu informasi yang bisa saya berikan dalam blog ini, semoga kedepannya blog ini dapat memberikan informasi yang 'lebih' lagi.
0 komentar:
Posting Komentar